DNA (Dream & Action)
Dream and Action (Bermimpi dan Bertindak) dua kata inilah yang wajib untuk semua orang miliki. Mimpi kata Giring Nidji adalah kunci untuk kita menaklukan dunia. Ya! Benar juga, tanpa mimpi kita seolah hidup hanya sebatas hidup tanpa memiliki arti. Kalau hidup hanya sebatas hidup, hewan juga hidup, Tapi kita manusia memiliki mimpi untuk tujuan hidup kita agar hidup ini memiliki arti, itulah perbedaan kita dengan makhluk lain.
Bertindak, HA-RUS! Bermimpi saja tentu tidak cukup, oleh karena itu harus diikuti dengan tekad dan tindakan nyata, inilah salah satu penghalang terbesar seorang pengusaha, memiliki banyak mimpi tapi terlalu banyak mikir, akhirnya karena mikir terus untung rugi akhirnya tidak mulai-mulai. Mulai dulu! Nanti kita akan banyak belajar dari pengalaman, tentu saja diikuti dengan ilmu yang terus di tambah dan dibimbing oleh mentor yang berpengalaman. Sambil berbisnis sambil belajar...
Sekilas tentang Profil Pak Ary Gunawan "Ciamik"
Dikutip dari KOMPAS.com — Jangan pernah meremehkan uang jajan, sekecil apa pun nilainya. Uang saku semacam ini bisa berlipat ganda jika dikelola dengan benar.
Begitulah prinsip yang selalu dipegang teguh oleh Ary Gunawan. Dengan memanfaatkan kemajuan digital, pria kelahira Gresik, Jawa Timur, itu menjalankan bisnis kuliner dengan menu ayam bakar secara cermat.
"Saya memilih ayam bakar karena tidak rumit, baik dalam persiapan, memasak, maupun menyimpannya," kata Ary membuka percakapannya dengan Kompas.com, Sabtu (12/3/2011). Alasan lain, makanan dengan bahan dasar ayam disukai banyak orang, bahannya pun murah dan gampang dicari.
Usaha ayam bakar milik Ary ini diberinya nama Ayam Bakar Ciamik(ABC). Ia merintis usaha tersebut dari nol bersama istrinya, Ami. Sejak awal, ia sudah membuat konsep berdagang secara murah: tanpa warung, tanpa pegawai, dan dengan modal tetap sekecil mungkin.
"Saya sengaja tak memakai warung karena terkendala peraturan lingkungan yang tak membolehkan warganya membuka warung atau kios di rumah. Untuk sewa kios di luar kluster, modalnya minimal Rp 4 juta-Rp 5 juta per tahun," jelas Ary, yang sebelumnya pernah bekerja sebagai analis pemasaran di sebuah Badan Usaha Milik Negara. Ary tak menyerah oleh keadaan. Kendala itu disiasatinya dengan cara melayani pelanggan dengan pesanan via telepon, SMS, dan jejaring sosial Facebook. Pada Mei 2010, ia mulai menerima pesanan dari tetangga-tetangganya di kompleks Serpong Garden, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Pada bulan pertama, ia menggunakan ayam broiler sebagai bahan dasar, sebelum digantinya dengan ayam pejantan yang memiliki tekstur lebih baik dan sedikit kolesterol.
"Saya sengaja tak memakai warung karena terkendala peraturan lingkungan yang tak membolehkan warganya membuka warung atau kios di rumah. Untuk sewa kios di luar kluster, modalnya minimal Rp 4 juta-Rp 5 juta per tahun," jelas Ary, yang sebelumnya pernah bekerja sebagai analis pemasaran di sebuah Badan Usaha Milik Negara. Ary tak menyerah oleh keadaan. Kendala itu disiasatinya dengan cara melayani pelanggan dengan pesanan via telepon, SMS, dan jejaring sosial Facebook. Pada Mei 2010, ia mulai menerima pesanan dari tetangga-tetangganya di kompleks Serpong Garden, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Pada bulan pertama, ia menggunakan ayam broiler sebagai bahan dasar, sebelum digantinya dengan ayam pejantan yang memiliki tekstur lebih baik dan sedikit kolesterol.
Modal uang jajan
Soal modal, Ary menyebut besarannya setara dengan "uang jajan", lebih kurang Rp 200.000. "Ini kan sama dengan menyisihkan uang untuk beli pulsa atau beli baju. Waktu itu saya cuma memakai satu wajan (teflon) untuk memanggang ayam, ayamnya pun hanya 3-5 ekor," katanya.
Modal lainnya adalah ketekunan. Ary mencari buku untuk resep ayam bakar madu dan ayam goreng. Istrinya kemudian mencoba-coba sendiri resep yang cocok di lidah pelanggan. Karena pelanggan puas, mulai Oktober 2010 Ary memberanikan diri untuk memperluas "daya jelajah" ABC hingga ke Bumi Serpong Damai, yang berjarak dua hingga lima kilometer dari rumahnya. Pengantaran pesanan dilakukan dua kali sehari, yakni pukul 10.30 dan 15.30.
Pengembangan usahanya ini berhasil. Pesanan mulai bertambah, kini Ary menghabiskan 8-10 ekor ayam setiap hari. Demi efisiensi waktu dan biaya, pengantaran makanan mulai ia limpahkan kepada tukang ojek di sekitar rumahnya. "Saya menghindari fixed cost dengan tidak merekrut pegawai dan membeli mobil," katanya.
Ary pun mengatur siasat agar pesanan dapat diantar sebanyak mungkin dengan hanya sekali jalan. Ia mulai memasuki komunitas-komunitas warga di Serpong agar pengantaran makanan bisa dilakukan serentak di satu kawasan.
"Saya memanfaatkan BlackBerry Messenger (BBM). Jadi kalau ada pelanggan pesan, saya kirim BBM ke pelanggan lain di sekitarnya, siapa tahu ikut pesan juga," jelas Ary.
"Kuliner ini sasarannya komunitas, jadi ada repeat order. Kenapa kuliner? Karena bisnis ini murah dan gampang mencari bahannya, cash flow-nya cepat, margin keuntungannya optimum," tambahnya.
Selama kurang lebih sembilan bulan, ABC melayani pesanan dari pelanggan di BSD City hingga Alam Sutera, Serpong. Pemesannya tak hanya para pegawai kantoran yang kesulitan mencari makan siang di kawasan tersebut, tapi juga rumah tangga. Ary juga menerima pesanan khusus untuk acara keluarga, seminar, ataupun acara-acara lain.
Pasar pun mulai bergerak lebih luas. Mulai Maret 2011, Ary mulai menyanggupi pesanan di area Gading Serpong maupun pesanan khusus dari Jakarta. Untuk melengkapi usahanya, ia dan rekannya bekerja sama membuka kedai kecil di pekarangan sebuah rumah di dekat Granada Square BSD City, Serpong, Tangerang Selatan. Dengan adanya kedai offline, pelanggan dapat membeli dengan cara take away atau tetap melalui delivery service dengan pengantaran lebih cepat.
Ary mengungkapkan, usahanya kini dapat mendulang omzet Rp 12 juta per bulan dan masih punya potensi lebih besar. Itu belum termasuk pesanan-pesanan khusus untuk acara-acara tertentu. Margin keuntungan yang diraihnya bisa mencapai 40 persen.
Dalam waktu dekat, Ary mulai menjajaki peluang bisnis lunch box untuk pesanan-pesanan jarak jauh. Pria bersahaja yang selalu mengaku "masih belajar berwirausaha" ini juga tetap membuka kelas entrepreneur in action untuk berbagi pengalaman kepada siapa pun yang ingin terjun dalam dunia bisnis. Asalkan ada niat dan tak takut rugi, niscaya siapa pun dapat memiliki usaha mandiri.
Itulah sekilas profil Pak Ary Gunawan.
Apa Alasan menjadi pengusaha?
Apapun alasan anda jadi pengusaha, yang paling utama adalah karena Allah. Jadilah pengusaha karena Allah dengan niat kita mengikuti profesi nabi kita, memenuhi nafkah keluarga, dengan jadi pengusaha juga kita insyaAllah nanti akan memiliki financial freedom alias menjadi orang kaya dan bisa diwariskan (amal jariyah), dengan begitu kita bisa lebih banyak bersedekah, membantu orang lain, membuka lapangan kerja, berwakaf, berhaji dan umroh dan menghaji/umrohkan orang lain dll. Dengan financial freedom otomatis kita juga meiliki banyak waktu untuk jalan-jalan, untuk menghabiskan waktu membahagiakan orang tercinta dan beribadah, Solat dhuha, tahajjud, berbakti pada kedua orang tua dll. Bagaimana jika kita miskin? Tentu saja banyak ibadah yang belum tentu dapat kita lakukan. Semua orang adalah orang sukses! Bahkan sejak sebelum lahir pun anda telah ditakdirkan sukses! Bayangkan, dari jutaan sperma yang masuk dalam rahim ibu kita, yang sukses membuahi sel telur adalah kita, itulah salah satu contoh bahwa kita adalah orang sukses, hanya saja pola pikir, impian dan tindakan kitalah yang menjadikan kita orang gagal.
Lagi-lagi bukalah mindset! Jangan selalu berpikir pendek dan negatif. Berpikirlah dengan otak kanan
Bagaimana bermimpi dan bertindak?
1. Memiliki visi dan misi. Tentukanlah visi dan misi bisnis / perusahaan anda.
2. Ide Bisnis dan insprasi, bisa dilihat dari masalah orang lain. Contoh : Musim hujan peluangnya apa? Jual payung, jas hujan dan sepatu boot.
3. Menuliskan impian, dengan menuliskan impian itu akan membuat kita selalu ingat mimpi mimpi kita, kalau sudah, kita harus membuatnya lagi lebih rinci, semakin rinci semakin bagus. Contoh untuk membangun hotel syariah pertama kita harus lakukan apa dulu? cari dananya dimana, waktu pembangunannya mulai kapan, fasilitasnya apa, bintang berapa, konsepnya bagaimana dst... Semakin rinci semakin bagus! Inilah sedikit garis besar mimpi saya, aminkan ya guys!
4. Buatlah Action Plan! Action plan / Rencana kegiatan atau tindakan yang ingin dilakukan dan strategi untuk mencapai target. Contoh :
5. Bisnis start up (memulai) biasanya memiliki track record, Evaluasi terus dan temukan solusi terbaik.
6. Harus memiliki mental pemenang.
7. Sukses itu ibarat gunung es, kebanyakan orang hanya melihat ketika orang telah sukses padahal hakikatnya mereka telah melewati berbagai macam hal untuk mencapai kesuksesan itu.
8. Jangan lupakan amalan yang diajarkan oleh agama.
Sekian Wassalamualaikum Wr. Wb.
Comments