The Inspiring Day
Hari kedua matrikulasi di kampus Umar Usman, begitu banyak inspirasi, Inspirasi-inspirasi tersebut akan meluruskan niat kita, meluruskan pandangan kita, meluruskan tujuan kita bahwa kita diciptakan hidup didunia ini bukan hanya untuk menghidupi diri kita sendiri tetapi untuk berbagi dan peduli sesama.
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Di sesi ini Pak Parni hanya memberi sedikit sambutan dikarenakan beliau sepertinya ada acara lain yang harus dihadiri dan dilanjutkan oleh Pak Ismail Agus selaku Executive Chairman Dompet Dhuafa, Spirit mereka dalam berbagi dan kepeduliannya untuk sesama yang tak memandang agama ataupun suku sangat patut ditiru dan diacungi jempol, adapun pokok-pokok isi pembicaraanya adalah sebagai berikut :

- I am A Prophetic Socio-Technopreneur, maksudnya adalah ketika menjadi pengusaha kita harus memiliki sifat kenabian yang berjiwa sosial dan menguasai teknologi untuk berdagang.
- Ketika kita memilih menjadi pengusaha kita sebenarnya sedang mengemban tugas mulia.
- beliau juga banyak menjelaskan struktur organisasi dompet dhuafa, bagaimana awal terbentuknya dan hasil kerja dompet dhuafa diantaranya rumah sakit untuk kaum dhuafa, institut kemandirian, kampus Umar Usman, dll.
- Dompet Dhuafa juga telah menerima berbagai penghargaan kelas internasional atas dedikasinya di bidang kemanusiaan salah satunya adalah penghargaan Ramon Magsaysay 2016

Di sesi kedua kami kedatangan satu lagi orang yang tak kalah hebat, Andreas Sanjaya, ya! pemuda yang satu ini adalah pemuda lulusan teknik komputer UI dengan berbagai macam prestasi, jabatan dan banyak ambil andil dalam kepedulian rakyat dan umat islam.
Beberapa bentuk kepeduliannya adalah dengan menciptakan beberapa aplikasi religi yang tidak ada profitnya sama sekali bahkan bertahun-tahun, hanya ada benefit untuk umat dan investasi akhirat berbasis amal jariyah. Salut! beberapa aplikasi ciptaanya antara lain adalah Learn Quran, Complete Quran, dan Yawme (evaluasi ibadah) semuanya tidak ia cari untungnya. ada juga aplikasi bisnis diantaranya :
Beberapa bentuk kepeduliannya adalah dengan menciptakan beberapa aplikasi religi yang tidak ada profitnya sama sekali bahkan bertahun-tahun, hanya ada benefit untuk umat dan investasi akhirat berbasis amal jariyah. Salut! beberapa aplikasi ciptaanya antara lain adalah Learn Quran, Complete Quran, dan Yawme (evaluasi ibadah) semuanya tidak ia cari untungnya. ada juga aplikasi bisnis diantaranya :
IGrow, IGrow adalah aplikasi bisnis yang menghubungkan pemilik lahan, petani, dan investor. Dengan aplikasi ini Mas Jaya berhasil memanfaatkan berbagai lahan yang sebelumnya tidak produktif menjadi produktif, juga memberi banyak lapangan kerja baru. Dikutip dari YOUNGSTERS.id - Setelah sukses mengembangkan perusahaan (startup) yang fokus mengembangkan aplikasi mobile untuk platform Android, BlackBerry,iOS dan Java ME bernama Badr Interactive, kini Andreas Sanjaya punya mainan baru: iGrow. Majalah Forbes menyebut iGrow ini sebagai FarmVille di dunia nyata.
Sesungguhnya sebelum iGrow, Jay adalah pendiri Badr Interactive bersama Mohamad Sani, dan Yuwono Mujahidin. Badr Interactive merupakan sebuah studio aplikasi mobile, salah satu perusahaan IT yang fokus mengembangkan platform Android, BlackBerry,iOS dan Java ME.
Pemuda yang berpembawaan kalem dan akrab disapa Jay ini adalah co-founder dan CEO dari iGrow Resources Indonesia. iGrow adalah sebuah platform yang bisa menghubungkan para petani, pemilik lahan, dan orang-orang yang ingin berinvestasi di bisnis pertanian. Ibaratnya, iGrow adalah game FarmVille dengan tanaman sungguhan, yang memungkinkan pengguna menanam pohon dan meraup hasil dari pohon itu melalui aplikasi.
Sejak didirikan Agustus 2014, iGrow telah mengelola lahan hingga 1.197 hektar dan lebih dari 2.000 petani, dengan 5 lokasi lahan di Buleleng Bali, Blitar, Garut, Jonggol dan Tanjung Lesung. Saat ini ada 4.613 orang yang telah melakukan investasi di platform tersebut.
Tak berhenti di sana, menurut Jay, iGrow sedang mempersiapkan untuk ekspansi ke Banten. Bahkan, bermitra dengan sejumlah pengusaha dan petani di Turki untuk mencari lahan menanam pohon zaitun.
Meski iGrow terlihat cepat berkembang dan profitable, ternyata sebagai founder Jay sangat kerepotan. Ada banyak hal yang mesti dikerjakan sendiri oleh Jay untuk mengembangkan iGrow. Mulai dari mengembangkan platform, berdagang hingga membangun jejaring bisnis dan akselerasi.
“(Sebagai founder) Harus berani dan tidak takut berdagang. Harus semangat, tidak pesimis dengan benturan tetapi mencari aspek pendukung, network dan inkubasi. Dengan begitu kita akan melihat bisnis kita bisa jadi besar,” ujar Jay kepada Youngsters.id.
Fulltime Entrepreneur
Perusahaan ini telah berkembang dengan memiliki patner bisnis di antaranya Telkom Flexi, Kinan Group, Hauraa, Dakwatuna.com, dan PT Tri Utama Solusindo. Salah satu aplikasi yang cukup terkenal adalah UrbanQuran, platfor berkurban secara online, lewat web dan aplikasi mobile.
Kemudian di tahun 2014 tercetus ide iGrow. ”Di Indonesia ada 16 juta hektar tanah yang tidak terpakai dan tersedia dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Itu di luar pemukiman dan hutan,” ungkapnya.
Berdirinya iGrow merupakan perpaduan dari ilmu komputer Jay dengan rekannya Muhaimin Iqbal yang memiliki usaha perkebunan. “Kami memulainya dengan software sederhana dan modal Rp 40 juta,” ungkap lulusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Dia memulai pertama dengan menyewa lahan untuk ditanami pisang pisang, kacang tanah, kelengkeng, durian, alpukat dan akar wangi. “Kami tidak bergerak di komoditas pangan yang harganya base on paper,” ujar Jay.
Ternyata dalam waktu dua bulan saja, usaha ini sudah profitable dan balik modal. iGrow tidak menjual langsung ke end-customer, tetapi ke distributor besar seperti Dua Kelinci, Carefour, bahkan diekspor ke Jerman dan Swiss.
Meski iGrow sudah meraih keuntungan, Jay mengaku tidak mudah untuk akselerasi bisnis ini. Sebagai founder dia menekankan dirinya bukanlah pengumpul dana, tetapi benar-benar pebisnis penuh.
“Kami adalah fulltime entrepreneur, bukan fulltime fundraiser. Sehingga kepuasan terbesar kami bukan ketika startup kita dimuat di media karena mendapatkan pendanaan bermilyar-milyar atau dikagumi banyak orang karena tiba-tiba sedang memimpin perusahaan bervaluasi triliunan rupiah, tapi ketika produk startup kita terbukti bekerja, diterima pasar, memberikan nilai tambah, mendatangkan keuntungan dan growth untuk perusahaan,” ungkap Jay.
Dan itu tidak mudah. “Investasi hanyalah sebuah tools untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan bisnis startup, bukan tujuan. Bagi saya tujuan dari sebuah startup adalah menciptakan dan memberikan nilai tambah kepada orang lain, sedemikian sehingga nilai tambah tersebut berharga untuk ditukar dengan pendapatan dari target market kita dan menjadi keuntungan bisnis bagi kita. Semakin berharga dan scalable nilai tambah, semakin cepat perusahaan kita berkembang,” papar Jay.
Ia mengatakan awalnya kebanyakan investor tidak melirik iGrow. Namun ia tidak khawatir, tetapi melihat hal itu sebagai sebuah keunggulan bagi iGrow. “Karena tidak ada yang tertarik, jadi tidak harus mengejar-ngejar investor. Biarkan produk kami yang menjawablah,” ujarnya.
2. Jurnal Id : adalah aplikasi laporan keuangan untuk bisnis kita.
"Buatlah amalan yang bermanfaat luas dan disukai orang"
Andreas Sanjaya~
Comments